Teknologi adalah sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia dengan manfaat da kegunaan untuk membuat kehidupan sehari-hari lebih mudah, lebih maju, dan modern. Dengan adanya pembaharuan dari waktu ke waktu. Dengan adanya teknologi mutakhir, manusia dapat memanfaatkan teknologi untuk berbagai bidang pekerjaan seperti pekerjaan rumah tangga, perkantoran,Otomotif. , bahkan Olah Raga.
Berikut contohnya:
1. Mobil listrik
Hampir semua pabrikan di dunia mengembangkan mobil bertenaga listrik. Seperti produsen yang ada di Indonesia, yakni Daihatsu, Toyota, Honda, dan lainnya berlomba-lomba merancang mobil seperti ini.
President Daihatsu Motor Company (DMC) Koichiro Okudaira mengungkapkan, pihaknya siap memproduksi mobil listrik dengan harga terjangkau di Indonesia. Namun saat ini masih terkendala infrastruktur seperti fasilitas pengisian listrik yang belum ada di Nusantara.
“Mobil listrik harganya lebih tinggi (dibanding mobil berbahan bakar fosil). Tapi kami bisa membuat mobil listrik dengan harga terjangkau,” ucapnya.
Sementara Honda di India telah menyiapkan Brio sebagai basis mobil listriknya. "Saat ini Honda tengah melakukan pengerjaan untuk mobil listrik. Pengerjaan ini juga termasuk generasi terbaru dari Honda," ucap Senior VP Marketing & Sales Honda Cars India, Jnaneswar Sen dikutip dari IndiaToday.
2. Halo Teknologi, Sebagai Pelindung Kepala Pembalap F1
Teknologi itu berupa perangkat yang dipasang di depan pengendara mobil balap F1. Fungsinya untuk melindung kepala pembalap ketika ada benda melayang dari depan saat berpacu di lintasan.

Halo Cockpit View
Kritik saya : "Teknologi Halo ini sangat bermanfaat untuk keamanan para pembalap juga desain yang menambah Downforce mobil. Hanya saja, penyangga Halo ini agak mengganggu penglihatan para pengendara sehingga tidak dapat dengan leluasa melihat lintasan."
Kecerdasan buatan(artificial intelligence/AI)
Kecerdasan buatan merupakan salah satu teknologi yang mewarnai sejumlah momen awal tahun 2017. Sebab, tahun lalu kecerdasan buatan sudah mulai bertindak sebagai komputer otonom yang dapat mengerjakan tugas tertentu.

Artificial Intelligence(science.dodlive.mil) Contohnya, robot Sophia yang diciptakan Hanson Robotics. Kecerdasan buatan yang ditanamkan pada robot ini diklaim sebagai yang paling canggih. Sebab, Sophia dapat berbicara sekaligus menanggapi lawan bicaranya, serta mengeluarkan beragam ekspresi. Sophia pun diberi kehormatan sebagai Robot pertama yang diberi kewarganegaraan oleh Pemerintah Arab Saudi. Selain Sophia, beberapa kecerdasan buatan lain telah tercipta dari tangan sejumlah ahli. Hal itu antara lain kecerdasan buatan yang mampu menulis kisah horor, hingga kecerdasan buatan yang diciptakan untuk melakukan analisis dan pemilahan data rumit untuk menggantikan manusia. Meski masih mengalami banyak kekurangan, kecerdasan buatan digadang bakal terus berkembang dan menjadi salah satu tren tahun 2018. Apakah suatu hari kecerdasan buatan bakal benar-benar menggantikan manusia? Tidak ada yang tahu.
Augmented Reality (Realitas Buatan/AR)
Selain kecerdasan buatan, teknologi augmented reality (AR) atau realitas buatan banyak digunakan sejumlah perusahaan teknologi. Sebab, teknologi ini dirasa lebih mudah digunakan dibandingkan saudara jauhnya, virtual reality (VR). Guna mengadopsi AR, pengguna hanya memerlukan perangkat yang dilengkapi dengan kamera seperti smartphone. Alhasil, sejumlah obyek imajiner dapat muncul pada layar ponsel setelah pengguna mengaktifkan aplikasi yang sudah mengadopsi teknologi ini.

Permainan Pokemon Go! menjadi salah satu aplikasi berteknologi AR yang pernah hype di hampir seluruh penjuru dunia. Meski animo terhadap Pokemon GO! kini mulai menurun, sejumlah aplikasi masih menerapkan teknologi AR. Teknologi ini dinilai sebagai hal yang cukup potensial jika digunakan untuk masa depan. Saking potensialnya, dua raksasa teknologi, Google dan Apple berlomba untuk menciptakan AR terbaiknya melalui ARCore dan ARkit.
E-Sport
Olahraga elektronik atau umum disingkat eSports, memang berangkat dari dunia gaming. Namun ternyata, keduanya tidak bisa disamakan.
"Main game itu rekreasi, eSports itu profesi. Ini satu perbedaan," jelas pengamat gaming dan eSports, Dedy Irvan dalam agenda workshop karir yang diselenggarakan Intel di Universitas Negeri Yogyakarta, Kamis (24/5/2018).
"eSports itu sebenarnya game yang dipakai buat profesi, kerjanya itu game, istirahatnya itu tidak main game," tutur Dedy.
Sementara gaming, menurut Dedy hanya dimainkan untuk mengisi waktu luang, tidak untuk tujuan profesional. Karena masuk ranah olahraga, atlet eSports pun berpenampilan berbeda dengan pemain game biasa.
Para atlet akan mengenakan seragam layaknya para atlet cabang olahraga lain, mereka pun bermain untuk tim, bukan individu. Atlet eSPorts juga dilatih secara profesional, termasuk soal kebugaran, demi menunjang peforma di arena pertandingan. Ada juga atlet olah raga nyata ikut mencoba sensasi eSports ini, contohnya Lewis Hamilton (F1) yang mencoba game Gran Turismo Sport.

Refrensi :